pages

2011/07/21

Xinzheng: Museum Berwujud Kota Kecil (bagian 3-habis)


Daya tarik Xinzheng ternyata tak hanya ada di dalam kotanya. Pergi ke terminal kota Xinzheng, cari bus nomor 4. Maka sederet bus yang memajang papan kecil bertuliskan "4" di kaca depan berbaris rapi di salah satu sudut terminal. Lihat papan rute bus tersebut, maka akan diketahui kemana bus tersebut akan pergi ke pemberhentian terakhirnya. "始祖山" (shi zu shan~Gunung Shi Zu). Gunung yang bisa terlihat dari kota Xinzheng di saat cuaca cerah.  Kaisar Kuning bukan hanya milik alun-alun Huang Di Gu Li; Shi Zu Shan pun menyimpan cerita tersendiri mengenai leluhur bangsa Cina ini.

Shi Zu Shan adalah tempat di mana sang Kaisar dilahirkan ribuan tahun yang lalu.

Bus nomor 4 bergerak ke arah barat daya keluar kota Xinzheng. Untuk sampai ke Shi Zu Shan ditempuh jarak 15 kilometer dalam waktu rata-rata 45 menit, dengan harga tiket bus 3 RMB (sekitar Rp 3,900,-). Bukan lagi di kota Xinzheng? Ya, memang bukan. Namun secara geografis Shi Zu Shan sendiri adalah bagian dari Xinzheng yang merupakan wilayah county-level city dari ibukota Zhengzhou. Penduduk setempat sendiri pun menganggap gunung setinggi 793 meter (dpl) ini adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari kota Xinzheng. Faktor sang Kaisar mungkin berpengaruh di sini. Sampai di tujuan, pengunjung masih harus berjalan mendaki kira-kira sejauh 200 meter menuju loket pengunjung dan pintu masuk. Harga tiket masuk normal adalah 10 RMB (sekitar Rp13,000,-). Bagi pelajar yang menunjukkan kartu pelajarnya akan mendapat diskon dan hanya akan membayar sejumlah 6 RMB (sekitar Rp7,900,-). Waktu aku kesana aku membayar dengan harga normal, dikarenakan aku belum memiliki kartu pelajar (lumayan diskonnya *hiks). Untuk mencapai puncak gunung, ada 2 opsi yang bisa diambil, bisa menggunakan jalur ber-paving dan bisa menggunakan jalur alam menyusuri lebatnya semak dan pepohonan. Saat itu aku menggunakan jalur alam, karena teman-temanku memilih menggunakan jalur tersebut. Medannya lebih sulit dan untuk diriku yang jarang olahraga ini, sedikit-sedikit kami terpaksa berhenti karena aku sering meminta istirahat. Saat aku ke sana juga banyak jalur pendakian yang masih dalam tahap konstruksi sehingga kenyamanan perjalanan terasa sedikit terganggu.


Di sepanjang perjalanan ku melihat gunung ini bukanlah sekedar gunung pendakian biasa. Di setiap titik tertentu terdapat sebuah bangunan kuil yang berkaitan dengan sejarah Kaisar Kuning. Bahkan kalau tidak salah ada salah satu kuil yang dibangun untuk menghormati salah satu istri sang Kaisar, yang dipercaya masyarakat Cina sebagai manusia pertama di dunia yang menggunakan dan mengajarkan manfaat benang ulat sutera sebagai bahan tenunan kain. Setelah sampai di puncak gunung ada bangunan utama yang dibangun sebagai istana musim panas sang Kaisar. Dari sini, pemandangan yang bisa dilihat sangat luar biasa. Berdiri di puncak gunung yang memiliki sejarah 5000 tahun bagi salah satu peradaban besar dunia merupakan pengalaman yang tak tergantikan. Di sekitar bangunan utama, terdapat beberapa bangunan kuil yang digunakan untuk para pengunjung untuk berdo'a. Banyak orang percaya berdo'a di tempat ini akan melancarkan keuntungan datang pada mereka. Di setiap bulan ketiga kalender bulan Cina (农历 nong li) para peziarah banyak berdatangan dari seluruh penjuru negeri. Bahkan banyak peziarah dari Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Indonesia sekalipun juga berdatangan. Shi Zu Shan selain dianggap sebagai tempat kelahiran sang Kaisar, juga dianggap sebagai tempat sang Kaisar menjalankan aktivitasnya sebagai pemimpin, mengatur taktik dan strategi perang dan membentuk budaya peradaban bangsa Cina keseluruhan.




Di sisi gunung yang lain, terdapat sebuah bukit yang di puncaknya di bangun sebuah patung naga raksasa dari batu marmer yang rencananya dibangun setinggi 29.9 meter dan membentang sepanjang 21 kilometer di tepian Shi Zu Shan. Namun sayangnya konstruksi luar biasa itu pun terbengkalai tak selesai. Rencananya naga raksasa tersebut akan selesai pada 2009, namun karena kurangnya dana dan minat dari investor memaksa mimpi besar itu terkubur dalam-dalam untuk saat ini. Jika ke sana sekarang yang bisa dilihat dari patung naga tersebut hanyalah kepala dan sebagian kecil badan yang mengikutinya.



Banyak daya tarik sejarah Cina lain yang bisa ditemukan di kota Xinzheng yang pelosok ini. Jika membuka sedikit halaman lain buku sejarah peradaban Cina, terdapat informasi lain yang tak kalah pentingnya. Xinzheng ternyata juga pernah menjadi ibukota negara bagian Zheng pada masa pemerintahan Dinasti Zhou yang berkuasa di tahun 1401-221 SM (akhir zaman perunggu). Pada masa Dinasti Qin berkuasa (221-207 SM), Xinzheng bahkan menjadi kota pusat pemerintahan. Dinasti Qin sendiri adalah dinasti Cina pertama yang berkuasa di zaman Imperial Cina, tepat setelah zaman perunggu berakhir.


Mengetahui semua itu ada di Xinzheng, maka rasanya tak salah jika mengatakan Xinzheng layaknya sebuah museum berwujud kota kecil. Mulai dari melihat replika dunia di SIAS International University, sampai dengan mengenang kembali awal peradaban Cina di Huang Di Gu Li dan Shi Zu Shan. Semua bisa di lihat dengan menjelajahi Xinzheng, bagaikan penjelajahan di dalam museum. Walaupun letaknya di "pelosok" daratan tengah Cina, Xinzheng adalah kota yang pantas untuk dikunjungi; jika bosan dengan keangkuhan pencakar-pencakar langit dan gemerlap mall-mall di kota-kota metropolitan seperti Beijing, Hongkong, dan Shanghai. Tertarik kemari?


sumber-sumber dan tambahan referensi:
gambar-gambar:

    0 komentar:

    Posting Komentar