pages

2011/07/20

Sebuah Awal? ~Ibukota Negara, Atlas dan Pilot~

Manusia pastilah mempunyai cita-cita, entah sekecil apa pun bentuk cita-cita tersebut. Aku pun tak luput dari hal itu. Cita-citaku di masa kecil (mungkin bisa disebut dengan cita-cita pertama) adalah menjadi seorang pilot. Ya, pilot; pilot pesawat terbang. Biasa saja mungkin, karena menjadi pilot adalah cita-cita yang lazim diucapkan oleh anak-anak sepertiku. Namun bukan tanpa alasan aku bercita-cita seperti itu. Menjadi pilot pesawat terbang berarti memiliki kesempatan menerbangkan pesawatnya ke mana saja dengan pesawat yang dikemudikannya. Itukah alasannya? Semua anak yang bercita-cita menjadi pilot sepertinya memiliki alasan yang sama. Lalu adakah alasan khusus aku bercita-cita seperti itu?


Kembali ke masa dimana aku masih berumur 6 tahun. Saat itu aku masih tinggal di sebuah kota kecil di kawasan Indonesia timur, sebuah kota pelabuhan yang menjadi ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur: kota Kupang. Tempat di mana aku dilahirkan; kota yang sederhana, tak banyak hingar-bingar kehidupan mewah disini. Gedung-gedung tinggi pun jarang, dan saat itu gedung yang paling tinggi yang pernah ku temui hanyalah Gedung Keuangan Negara (GKN) setinggi 5-6 lantai (aku agak lupa), dan di gedung tersebut juga lah pertama kalinya aku merasakan naik elevator/lift. Naik lift, salah satu bentuk kemewahan yang hanya bisa aku lihat lewat serial Si Doel Anak Sekolahan yang populer di layar kaca saat itu.

Suatu hari, pamanku yang saat itu tinggal di Bali mengunjungi kami di Kupang. Beliau pribadi yang baik dan menjadi favorit para keponakannya, karena di setiap kunjungannya selalu membawa banyak oleh-oleh dan royal dalam memberikan kami uang sangu :p. Saat itu, di antara banyak oleh-oleh yang dibawanya, ada satu yang menarik perhatianku. Beberapa lembar karton yang masing-masing memiliki warna yang berbeda dan di jepret dengan staples menjadi satu. Di setiap lembarannya memiliki berbagai bacaan yang saat itu belum aku pahami, bahkan ada lembaran yang bergambar tengkorak manusia yang menurutku mengerikan (waktu itu suka nonton film horor China di TV). “Ini apa?" dengan polosnya ku bertanya, "Oh, itu bacaan ringan, beli di kereta api waktu pulang ke Jawa (beliau memang orang Jawa). Itu rangkuman pelajaran buat anak kelas 6 SD, bagus itu, kalau kamu mau, baca aja" jawab pamanku. Saat itu aku memang sudah bisa membaca, namun saat itu aku masih duduk di bangku kelas 1 SD. Namun karena penasaran, tetap saja aku ambil "lembaran-lembaran karton" itu sambil bertanya lagi pada pamanku, "Ini buatku aja ya!".  Pamanku menjawab, "Ambil aja".

Aku coba-coba membaca lembar demi lembar, ada angka-angka matematika yang ku kenal, namun bersamaan dengan itu ada simbol-simbol aneh lain yang di kemudian hari aku kenal dengan rumus luas-keliling lingkaran, prisma dan sebagainya. Lalu ada gambar tengkorak dan bagian-bagiannya, yang kelak aku pelajari dalam biologi di bangku SMP. Ada juga lembaran khusus yang memuat bahasa Inggris, ada beberapa kata yang aku kenal sedikit-sedikit, karena waktu itu aku sudah hafal di luar kepala tembang My Heart Will Go On milik Celine Dion. Kenapa bisa? Karena waktu itu entah mengapa aku lupa, ada CD penyanyi-penyanyi barat di rumah dan sering iseng ku putar. Entah mengapa juga aku menyukai lagu nomor 2 di list, ya lagu Celine Dion tadi, dan mulai ku sering mengikuti alunan suara merdu mbak Celine melalui lyric cover-nya walaupun tak tahu artinya, dan pada akhirnya menjadi hafidz (lol).

Kembali ke "lembaran-lembaran karton" tadi, ada satu lembar biru yang menarik perhatianku. Di judulnya tertulis "Daftar Ibukota Negara-negara di Dunia". Saat itu, aku hanya tahu ibukota negara tempat aku dilahirkan adalah Jakarta. Serial Si Doel Anak Sekolahan kan di Jakarta, begitu pikir ku. Dengan membatin ku membaca satu per satu, banyak kata yang sulit aku lafalkan. Walau begitu, setiap kali ada waktu aku suka membaca kembali daftar panjang itu, hingga pada akhirnya saat aku kelas 2 SD, aku sudah menghapal seluruh ibukota negara di benua Australia (karena cuma ada satu negara) dan Amerika, serta sebagian besar ibukota negara di benua Eropa dan Asia. Waktu itu aku masih kesulitan menghafal ibukota-ibukota negara di benua Afrika. Membingungkan nama-nama ibukotanya, begitu pikirku. Setelah itu, timbul pertanyaan: "Di mana negara-negara ini berada?". Suatu ketika aku bertanya pada ayahku dimana letak negara-negara ini, beliau hanya menjawab kalau Indonesia bertetangga dengan Malaysia, Singapura, dan Australia. Yang lainnya beliau tak begitu tahu dimana. Namun beliau berjanji ia akan menunjukkan ku sesuatu esok harinya. Aku pun hanya mengangguk tanda setuju.

Esok harinya sepulang kerja, selain membawakan majalah anak-anak favoritku (aku memang suka membaca salah satu majalah anak-anak waktu itu), beliau juga membawa buku lebar berwarna hijau dan bergambar bola bumi di sampulnya: "Atlas Indonesia dan Dunia". Itulah yang tertulis di sampulnya. Ayahku memberikan buku itu padaku dan berkata, "Di sinilah jawaban pertanyaanmu yang kemarin". Setelah beliau mandi dan menikmati makan malam, beliau mendekatiku yang sedang asyik memandangi gambar 7 Keajaiban Dunia di salah satu halaman atlas tadi, dan beliau memintaku membuka dari awal halaman. Di salah satu awal halaman beliau menunjukkan inilah negara dimana kita tinggal. Indonesia. Sudah sering ku lihat gambar ini tergantung di dinding kelas, walau tak terlalu ku perhatikan. Beliau menunjukkan padaku letak ibukota Jakarta, dan kota Kupang. Letaknya berjauhan di gambar ini, pikirku. Saat aku mengutarakannya pada ayah beliau pun tersenyum dan berkata, "tentu saja, bisa 5 hari naik kapal dari pelabuhan Tenau (nama pelabuhan laut di Kupang-red)". Dalam batin ku berpikir, "jauh banget!" Kami pun melanjutkan petualangan kami di atas lembaran atlas, dan beliau pun menunjukkan letak negara-negara tetangga Indonesia, dan kami pun mencari letak negara-negara yang kuingat dari hafalan ku di halaman lainnya. Setelah malam semakin larut dan kantuk sudah sangat membebani mata, kami pun mengakhiri acara jalan-jalan kami.

Di bawah selimut, kantukku hilang entah kemana. Aku mulai membayangkan atlas yang kubuka bersama ayah tadi. Lalu aku teringat lagi gambar-gambar di halaman 7 Keajaiban Dunia. Di suatu tempat di bumi ini terdapat tempat-tempat menarik minatku seperti Menara Miring Pisa, Tembok Besar China, Piramida Mesir, dan sebagainya seperti yang tercantum di halaman tersebut. Ingin sekali ku pergi ke sana, menikmati keindahannya dengan kelima panca indera-ku secara langsung. Tiba-tiba aku teringat dengan profesi seorang pilot pesawat terbang. Alangkah beruntungnya bila menjadi pilot, pikirku. Bisa kemana saja, bisa pergi ke negara-negara lain dan bisa mengunjungi 7 Keajaiban Dunia.

Malam itu pula, sebelum ku terlelap tidur, aku memutuskan untuk bercita-cita menjadi seorang pilot.


sumber gambar: http://www.dicts.info/img/ud/atlas3.jpg

0 komentar:

Posting Komentar